Saturday 27 September 2014

0 Rasa takut itu tak lebih dari tidak hadirnya kesadaran.

                        Rasa takut itu tak lebih dari tidak hadirnya kesadaran.

Kesadaran yang saya maksud ini bukan "consciousness", melainkan "awareness" yang mungkin lebih merujuk kepada pengetahuan atau pemahaman kita terhadap eksistensi suatu benda, orang, tempat atau kejadian di sekitar kita. Contohnya, seseorang yang takut pada kucing tidak menyadari bahwa kucing itu memiliki sisi yang menyenangkan dan menghibur. Seseorang yang takut menjadi kaya tidak menyadari bahwa dengan memiliki banyak uang, dia bisa memberi lebih banyak hal bagi orang lain.
Merespon kutipan Joseph Campbell ini, memang kita tidak harus menelan mentah-mentah. Tidak semua goa itu ada harta karunnya. Tidak semua hal yang membuat kita takut itu menyimpan sesuatu yang kita inginkan. Mungkin memang rasa itu hadir untuk menyelamatkan kita. Seperti halnya orang yang takut pada ular yang memang berbahaya. Namun bagi orang yang menyadari sisi lain dari ular, ular merupakan obat bagi beberapa penyakit, dan kulit ular memiliki nilai ekonomi. Begitu juga dengan rasa takut yang sering kita alami dalam merespon sesuatu. Sesuatu yang kita sangat kita inginkan, terkadang berada di balik sesuatu yang kita takuti.

Nah… Apakah kita perlu blusukan ke goa menakutkan? Bagaimana caranya kita agar bisa mengambil harta karun yang kita inginkan? Ada dua cara:

Yang pertama, kita tentukan dulu “harta karun apa yang kita inginkan” Kalau berada di luar goa, ya kita tinggal ambil aja. Ga harus masuk-masuk goa. Nah… Bila harta karun itu ada di dalam goa yang menakutkan itu, baru lah masuk ke dalamnya.

Yang kedua, dengan mengeksplorasi hal-hal baru yang mungkin takut kita jalani sebelumnya. Eksplorasi di sini tidak harus langsung dilakukan. Kita bisa mengeksplorasi lewat pengalaman orang lain. Sesuatu hal yang menakutkan pasti menampakkan suatu resiko. Kita pelajari dahulu resikonya. Apakah resiko-resiko itu menyimpan manfaat yang besar di baliknya atau tidak? Apakah harta karun yang ada di goa menakutkan itu memiliki versi lain yang disimpan ditempat yang tidak menakutkan? (Kalau memang ada barang yang sama disimpan di tempat lain yang lebih mudah dan lebih indah, ngapain juga kita blusukan ke tempat menyeramkan :D) Dan bila memang hanya ada di tempat menakutkan tersebut, bagaimana cara mengelola resikonya? Jika kita sudah yakin, barulah masuk ke dalamnya.
Mungkin kawan-kawan bertanya dalam hati.
“Contoh konkrit yang kamu alami sendiri apa, Web?Jangan-jangan kamu ini ikut-ikut tokoh yang suka pencitraan itu ya? Kutip sana kutip sini di post di FB biar kelihatan hebat. Teori melulu. No action talk only…”

Hahaha… Bercanda, kawan-kawan. Saya yakin kawan-kawan saya di sini selalu positive thinking. Terlebih, apapun yang saya posting di sini selalu ada sejarahnya. Paling sederhana adalah saya baru saja baca buku, lihat video atau diskusi sesuatu yang membahas kutipan sersebut dengan kawan.

0 comments:

Post a Comment