Friday 28 October 2016

0 rasa



Saat manusia dikendalikan oleh rasa laparnya, maka cinta kasih sayang perlahan sirna dari dalam dirinya.
Saat manusia dikendalikan nafsu birahinya, maka rasa lapar pun bisa hilang dari dirinya.
Saat manusia dikendalikan oleh harta dan kekuasaan, maka kebijaksanaan bisa lenyap dari dalam dirinya.
Saat manusia dikendalikan oleh salah satu chakra/pusat energi dalam badannya maka chakra yang lain akan bekerja kurang optimal. Saat salah satu lapisan Kesadaran manusia mengendalikan si manusia maka lapisan kesadaran yang lain akan berkurang kinerjanya.
Saat jiwa manusia masih dikendalikan oleh rasa yang ada dalam dirinya maka dia belum bisa bebas dari mekanisme badan, pikiran, energi, aura, chakra dan segala hal yang secara alami ada dalam diri manusia. "Atmano mokshartham jagat hitaya cha" pun hanya akan menjadi khayalan belaka.
Tahap awal untuk "bebas" atau "moksha saat masih berbadan manusia" adalah dengan menyadari bahwa " aku bukanlah badan, bukan pula panca indera, bukan pikiran, bukan energi, bukan pula rasa, bukan ego, bukan pula yang menyebabkan ego, aku adalah kesadaran murni, kebahagiaan yang kekal abadi, itulah aku." Tahap selanjutnya, tidak terjelaskan oleh pikiran dan kata-kata, karena pikiran dan kata-kata masih berada dalam kendali Sang Maya (Ilusi Alam Semesta).

Thursday 20 October 2016

0 reinkarnasi



Selama manusia masih memiliki sifat egois, maunya menang sendiri, maka hampir bisa dipastikan bahwa jiwa-nya akan menjadi pelanggan setia Planet Bumi, akan mati dan lahir lagi di Bumi berulang-kali karena terjerat hukum karma pahala dan proses reinkarnasi. Meskipun pikiran sadarnya berpikir tentang moksha lepas dari keterikatan dunia, tapi pikiran bawah sadar yang penuh ego akan mengikuti hukum Alam yang berlaku di Bumi untuk lahir kembali.
Kekuatan pikiran bawah sadar adalah 9 kali pikiran Sadar. Bahkan Kehidupan yang manusia jalani 99% ditentukan oleh pikiran bawah sadar-nya. Karena itu Para Bijak sejak jaman dahulu kala berusaha untuk mahami dan mengutak-atik pikiran bawah sadar untuk kelangsungan evolusi jiwa manusia. Berbagai metode pun ditemukan. Ada meditasi, sembah-Hyang, yoga, hipnoterapi dan semacamnya untuk memperbaiki kualitas dan isi Alam Bawah Sadar manusia.
Reinkarnasi akan terus berulang sampai dia sadar akan hukum karmapahala dan berusaha dengan sadar merubah pola kehidupan-nya sehingga jiwa-nya bisa lepas dari gravitasi Bumi.
Suka mengkritik tapi tidak suka dikritik.
Suka bicara tapi tidak suka mendengarkan.
Suka mengajar tapi tidak mau dihajar.
Suka mengorbankan mahluk lain tapi tidak mau menjadi korban.
Suka marah-marah ke orang tapi tidak terima dimarahin.
Kondisi seperti itu yang akan membuat jiwa memiliki "hutang karmapahala" sehingga jiwa harus lahir lagi ke Bumi untuk "bayar hutang".

Sunday 16 October 2016

0 lirik pamitan dan artinya



Lilanono pamit mulih
<relakanlah pamit pulang>

Mesti kulo yen dede jodone 
<memang aku bukanlah jodohnya>

Mugo enggal antuk sulih
 <semoga segera mendapatkan gantinya>

Wong sing biso ngladeni slirane 
<seorang yang bisa melayaninya>

Pancen abot jroning ati
 <memang berat dalam hati>

Ninggal ndiko wong sing tak tresnani
 <meninggalkan dikau yang kucintai>

Nanging bade kados pundi 
<tapi bagaimana lagi>

Yen kawulo sak dremo nglampahi 
<jika aku harus menjalani>

reff : 
Mung semene hatur puji karyo raharjo
 <sekiranya puja-puji semoga bahagia>

Sak pungkure ojo lali asring kirim warto 
<setelahnya kuharapkan jangan lupa sering kirim kabar>

Eman eman mbenjang ndiko
 <sungguh sayang nantinya>

Yen to nganti digawe kuciwo 
<jika dikau dirundung kecewa>

Batin kulo mboten lilo
 <rasa hatiku tak rela>

Yen to nganti mung di sio sio 
<jika hanya disia-siakan>




Friday 23 September 2016

0 MENIKAH : SENI MENGALAH

MENIKAH : SENI MENGALAH


Beberapa pekan jelang menikah, saya yang kala itu masih berusia 22 tahun, meguru pada ibu. Apa yang perlu dilakukan agar pernikahan berjalan damai?
Ibu menjawab tanpa berpikir panjang. Seolah pertanyaan yang saya ajukan se sepele resep sayur lodeh.
“Nikah ki yo anggere wani ngalah..” (Nikah itu pokoknya berani mengalah)
Dua kata yang menggedor batin saya: BERANI dan MENGALAH
Kata BERANI biasanya disandingkan dengan hal yang berat, bahkan horor. “Berani mati” misalnya. Tapi ibu menyandingkan kata itu dengan MENGALAH. Saya mulai memahaminya sebagai tugas berat, yang tidak semua orang mau dan mampu menjalankannya.
Mengalah
Dan ini yang pada akhirnya saya jumpai, lalu saya pelajari dari lelaki yang sejak 18 tahun lalu saya dapati memiliki kepribadian baik.
Saat pernikahan masih serba kekurangan, dia akan lebih dulu mengambil piring plastik agar saya bisa menggunakan piring beling.
Saat anak belum lulus toilet training, dia yang akan bangun di tengah malam untuk menatur si kecil, padahal yang anak panggil saat itu adalah ibunya.
Saat makan di luar, dia akan makan dengan terburu-buru agar bisa cepat bergantian menggendong si kecil. Demi kuah bakso di mangkok saya tidak keburu dingin.
Saat mendapati satu bacaan yang menarik, dan saya tertarik, dia akan mengangsurkan bacaan itu. “Bacalah lebih dulu. Aku sudah selesai”
Saat memasak dan jumlah masakan itu terbatas. Bukan saya yang menyisihkan untuk bagiannya, tapi dia yang akan mengambilkan lebih dulu untuk saya, dalam jumlah yang lebih banyak darinya. “Aku sudah kenyang..” dan saya tahu itu bohong.
Saat ada sepotong roti, dia akan membaginya tidak sama besar. Tapi saya yang lebih besar. “Kamu kan menyusui. Butuh lebih banyak kalori..” dan kami akan berdebat panjang, lalu diakhiri dengan saya tidak akan memakan bagian yang besar itu sampai dia tarik kembali agar beratnya sepadan.
Saat saya akan memakai kamar mandi belakang (yang ukurannya lebih kecil dari kamar mandi depan) dia yang sedang berada di kamar mandi depan segera keluar dan meminta saya menempatinya. “Aku di belakang aja. Nanti kamu kaget kalau banyak kecoa..”
Saat saya marah, meski kemarahan itu tidak masuk akal, dia yang mendekat, mengangsurkan tangan dan meminta maaf. Padahal masalah sebenarnya pun belum terang ia cerna.
Ini akhlak. Ini ngalah. Dan ini cinta
Entah bagaimana caranya dia tidak bosan mengalah, dan tidak pula berdendang “Mengapa s’lalu aku yang mengalah..”
Enteng saja dia menjalani itu. Ikhlas saja. Senang-senang saja. Tapi dampaknya sangat besar buat saya.
Apa itu? Penghormatan, penghargaan, dan respek.
Untuk segi kematangan emosional, saya tertatih-tatih di belakangnya. Marah dan mau menang sendiri, selalu menjadi bagian saya.
Tapi sikap ngalah yang dia tunjukkan, lambat laun jadi mematangkan emosi itu. Sekaligus membuat saya juga jadi ingin mengalah. Ngalah untuk tidak memancing sikap ngalahnya, yang saya rasa sudah berlebihan dia beri pada saya.
Ya..ya.. pernikahan memang selaiknya menjadi hubungan yang take and give. Saling memberi saling menerima. Saling menutupi dan memahami.
Tentu jika hanya satu pihak saja yang terus mengalah, dan pihak yang lain memanfaatkan sikap ngalah itu, kedamaian hanya jadi angan. Karena pasti ada bom waktu di balik sikap ngalah itu.
Namun mengalah adalah seni untuk memenangkan hati pasangan. Dan pasangan yang baik (baca: tahu diri) pasti akan menyambut sikap ngalah ini dengan suka cita, kesyukuran, lalu menghargai usaha dari pasangannya.
Mungkin ini yang membuat ibu menjawab “ngalah” sebagai kunci kedamaian berumah tangga.

******************************************************************************************************************************************************************
Dan kini saya pun bertanya padanya, si lelaki pengalah itu. “Mengapa kamu selalu mengalah padaku?”
Jawabannya sederhana saja. Se-sederhana resep sayur lodeh:
“Aku tidak pernah merasa ngalah. Yang aku lakukan hanyalah menjaga agar kita tidak pernah terpecah belah..”
Untukmu yang berani mengalah,
Saya copas dari tulisannya Mbak Wulan Darmanto
******************************************************************************************************************************************************************



Thursday 15 September 2016

0 Rasa Kecewa



Hati sedang kecewa dan terluka? Hati sedang sangat lemah? Tidak tenang? 
Didalam dunia ini, tiada siapa yang mau merasa kecewa dan terluka. Dan menjadi lemah akibat daripada permainan perasaan ini. Merasa lemah dan tidak tenang sehinggakan air mata ingin sekali untuk menitis setiap waktu. 
Namun bukan semua masalah kekecewaan berlaku kerana percintaan & masalah jodoh saja. Ada juga yang kecewa mungkin kerana perkara lain. 
Boleh jadi akibat terluka dengan tindakan ibu bapa. Malah, mungkin juga berkecil hati dengan sikap anak – anak kita, saudara kita, teman teman kita dll. 
Lalu Dari mana sih Rasa kekecewaan ini muncul?  
Manusia tercipta sebagai "Jembatan Penghubung" bagi manusia lainnya juga alam semesta di sekitarnya sebagai sarana ibadah pada SANG PENCIPTA.
Tapi “Jembatan Penghubung” itu  kadang di kuasai egoisme(ke akuan). Maka tdk heran apabila pandangan kita thd orang lain juga terbungkus sifat keegoisan ini. Titik tolaknya adalah perasaan untung rugi. 
Org lain yg menguntungkan dirinya tentu di pandang sebagai orang baik, sebaliknya yg merugikan dirinya tentu di pandang orang jahat. 
Keuntungan dan kerugian ini dalam arti yg luas baik, baik secara lahir atau bathin.
 Beginalah seharusnya seorang istri atau suami bersikap pada pasangannya. 
 Dalam pikiran kita tertanam begininalah seharusnya seseorang itu bersikap. 
Seorang orang tua beginilah idealnya bersikap pada anaknya. 
Beginilah seorang atasan pada bawahannya. 
Beginilah seorang teman pada kita. 
Beginilah seharusnya seorang anak pada ortunya. 
Beginilah seharusnya seorang senior bersikap pada junior atau Junior pada seniornya.
Dalam alam bawah sadar kita munculah kalimat seperti 
Jadi seharusnya begini.....! 
jadi seharusnya begitu.....! 
baiknya begini......! 
baiknya begitu.....! 
tetapi kenyataan terjadi tidaklah sama 
kok jadi seperti ini...! 
kok jadi seperti itu....!  
Nah benturan antara kenyataan dan keinginan lahirlah kekecewaan. 
Memaksa agar orang atau keadaan orang lain bersikap atau keadaan sesuai dengan keinginan inilah sumber kekecewaan.  
Rasa kecewa sebenarnya sumbernya bukanlah karena sikap orang lain pada kita. Tapi sebenarnya dari diri kita sendiri. Permainan pikiran kita sendiri. 
Sumbernya dari Keinginan dan Harapan sendiri. Keinginan agar seseorang dan keadaan sesuai dengan apa yg kita inginkan dan Harapkan. Sehingga kita berharap seseorang itu seharusnya berpikir, bertindak, berucap, bersikap sesuai alur pikiran kita.  
 Jikalau kecewa ini datangnya sendirian, mungkin efeknya tidak begitu besar, tapi terkadang kecewa ini datangnya membawa sekelompok teman temannya yg cukup berarti ikut membuat orang yg disinggahi menjadi pesakitan yg sangat menderita, pertanyaannya siapa teman teman dari kecewa ini ?
Rasa sedih, rasa benci, kemarahan, rasa tidak berguna lagi, rasa tidak diperhatikan lagi, rasa hidup sendiri, kekesalan/kedongkolan dan lain lainnya, masih banyak lagi dan yg paling parah dari teman kecewa ini adalah rasa putus asa.
Umumnya orang yg disinggahi kecewa ini hanya terfokus pada penyebabnya saja, sehingga dia lupa dg efek yg ditimbulkannya.
Ya…hanya fokus pada penyebab.
Sebagai contoh penyebab kecewa  dikhianati. 
Penyebabnya pasangan kita berpaling, subyeknya pasangan kita.
Ya. Dia yg anda pikirkan terus, karena dia berkhianat maka anda menderita, maka teman teman dari kecewa mulai berdatangan, marah, benci, kesal, dongkol, sedih dan lan lain, dengan datangnya teman temannya ini maka pesta makin meriah di dalam hati si pesakitan, kalau hal ini di biarkan berlanjut, dampaknya akan semakin buruk.
 Tapi kita sebagai insan manusia yg dibekali akal, hati nurani dan pikiran dan juga iman.
Apakah kita harus kalah dg kecewa ini? 
Pilihan ada pada tangan kita, hidup jelas merupakan pilihan, dan agar pilihan ini tidak salah maka diperlukan KESADARAN dalam menyikapinya, apa kesadaran itu ?
Yaitu bila kita sudah bisa membuang kacamata untung rugi, benar salah.
“Dan apabila Kami berikan kesenangan kepada manusia niscaya berpalinglah dia; dan membelakang dengan sikap yang sombong; dan apabila dia ditimpa kesusahan niscaya dia berputus asa.”( QS: Al-Israa’:83) 
hingga kita bisa FORGET AND FORGIVE, 
Artinya segera lupakan penyebab dari kecewa, hingga kita bisa melangkah tahap selanjutnya forgive, artinya maafkan, bukan berarti hanya memaafkan dari peyebab timbulnya kecewa, tapi yg terpenting maafkan diri dan hati sendiri, atas kesalahan menilai dari kekecewaan ini, ya persepsi yg salah terhadap kecewa yg kebanyakan menilai sebagai lawan bukan kawan, dan proses memaafkan diri sendiri ini tidaklah mudah pada sebagian orang, diperlukan kesadaran dan keberanian yg sangat besar untuk dapat melakukannya. 
Dengan Memaafkan,berarti menghapus luka atau bekas-bekas luka yang ada di dalam hati menjadi sembuh. "...dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak suka bahwa Allah mengampunimu? Dan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang." (QS. An Nuur, 24:22)
 Mereka yang tidak mengikuti ajaran mulia Al Qur'an akan merasa sulit memaafkan orang lain. Sebab, mereka mudah marah terhadap kesalahan apa pun yang diperbuat. Padahal, Allah telah menganjurkan orang beriman bahwa memaafkan adalah lebih baik.   Balasan terhadap kejahatan adalah pembalasan yang setimpal, tetapi barangsiapa yang memaafkan dan berbuat baik, ganjarannya ditanggung oleh Allah (QS Al-Syura [42]: 40). 

Wednesday 24 August 2016

0 Menyelam di samudera takdir

Menyelam di samudera takdir






Berilah perhatian sepenuhnya dan terimalah sepenuhnya apapun juga yang muncul dalam pola takdir Anda, karena apalagi yang sesuai bagi kebutuhan Anda? Dengan memberikan perhatian dan penerimaan sepenuhnya terhadap apa yang Anda kerjakan akan membebaskan Anda dari dominasi pikiran, selama ini dengan ketidaksadaran perhatian Anda diserap pikiran dan digunakan pikiran untuk berpikir secara terus menerus. Dari sinilah awal keruwetan dan permasalahan dalam hidup Anda.
Resistensi adalah pikiran itu sendiri, maka penerimaan sepenuhnya terhadap apa yang ada akan segera membebaskan Anda dari dominasi pikiran dan dengan demikian akan menghubungkan Anda dengan Kesejatian. Akibatnya, motivasi ego untuk berbuat sesuatu, ketakutan, keserakahan, pengendalian, mempertahankan atau memberi makan diri yang semu akan berhenti beroperasi. Suatu kecerdasan yang jauh lebih besar dari pikiran sekarang yang mengambil alih, yang dengan demikian suatu kualitas kesadaran akan mengalir dalam perbuatan Anda.
Seringkali penderitaan yang besar akan memaksa Anda untuk menyerah, melepaskan resistensi dan menerima sepenuhnya apa yang ada, dari sinilah muncul mukjizat yang besar. Timbulnya Kesadaran melalui sesuatu yang tampak jahat. Dampak akhir dari drama takdir yang nampak seolah jahat adalah memaksa umat manusia untuk menyadari siapa diri mereka melampaui nama dan bentuk. Namun semua itu tidak menjadi kenyataan sebelum kita menyerah, mengampuni dan dengan demikian kejahatan tersebut telah ditebus yang menjadikannya sebagai apa adanya.
Melalui penyerahan dan pengampunan yang pada dasarnya mengenali kurang pentingnya masa lalu, dan membiarkan kekinian sebagai apa adanya, akan menciptakan ruang hening kesadaran didalam dan mengelilingi diri Anda. Siapapun atau apapun yang memasuki medan keheningan itu akan terkena pengaruhnya, adakalanya secara langsung dan ada kalanya di tingkat yang lebih dalam dengan perubahan nyata yang baru tampak kemudian.

Wednesday 13 July 2016

0 Pasrah

Pasrah


Apapun yg tidak enak Anda lakukan, setidaknya Anda dpt menerimanya dg ikhlas sbg sesuatu yg harus Anda lakukan. Secara eksplisit Keikhlasan berarti : Untuk sekarang inilah apa yg diinginkan situasi ini, saat ini, untuk saya lakukan, sehingga saya bersedia melakukannya. Secara implisit menyiratkan kita harus menerima dulu dlm diri kita apa yg tjd, dan keindahan adalah aspek lain setelahnya.

Melakukan tindakan dg pasrah berarti Anda merasa tenang saat melakukan. Ketenangan itu adalah 'Kesadaran', pada permukaannya tindakan yg pasrah spt pasif, tetapi sesungguhnya aktif dan kreatif krn tindakan tsb adalah tindakan berserah diri, kita mjd menyatu dengan situasi dan situasi menjadi diri kita sendiri yg tentunya didukung sepenuhnya oleh kecerdasan universal. Setelahnya Anda akan menikmati tindakan Anda yg kemudian disusul dg keadaan antusias dlm pelaksanaannya.


Tuesday 12 July 2016

0 Sejarah Penulisan, Pengumpulan, dan Penyalinan al-Quran

 Sejarah Penulisan, Pengumpulan, dan Penyalinan al-Quran


Tak henti-hentinya kaum liberal berusaha menghambat kembalinya kaum muslimin menerapkan Syariat Islam. Salah satunya adalah dengan membuat kaum muslimin ragu-ragu akan keotentikan Mushhaf al-Qur`an sebagai wahyu Allah. Jika kaum muslimin telah ragu terhadap orisinalitas al-Qur`an sebagai wahyu Allah, maka syariat Islam semakin bisa dihambat penerapannya.

Manusia-manusia jahat itu banyak memanfaatkan ketidaktahuan masyarakat tentang sejarah penulisan, pengumpulan dan penyalinan al-Qur`an. Oleh karena itu, sangat penting penyampaian Sejarah Penulisan, Pengumpulan, dan Penyalinan al-Qur`an.

PENULISAN AL-QUR`AN

Ketika diturunkan satu atau beberapa ayat, Rasul saw langsung menyuruh para sahabat untuk menghafalkannya dan menuliskannya di hadapan beliau. Rasulullah mendiktekannya kepada para penulis wahyu. Para penulis wahyu menuliskannya ke dalam lembaran-lembaran yang terbuat dari kulit, daun, kaghid, tulang yang pipih, pelepah kurma, dan batu-batu tipis.

Mengenai lembaran-lembaran ini Allah SWT berfirman:

Rasuulun minallaaHi yatluu shuhufan muthaHHarah

Artinya:

(yaitu) seorang utusan Allah (yakni Muhammad) yang membacakan lembaran-lembaran yang disucikan (al-Qur`an) (QS. Al-Bayyinah [98]: 2)

Rasulullah saw mengizinkan kaum muslimin untuk menuliskan al-Qur`an berdasarkan apa yang beliau diktekan kepada para penulis wahyu. Rasulullah saw bersabda:

Laa taktubuu ‘annii, wa man kataba ‘annii ghairal qur`aani falyamhuHu

Artinya:

Janganlah kalian menulis dari aku. Barangsiapa yang telah menulis dari aku selain al-Qur`an hendaknya ia menghapusnya. (HR. Muslim)

Rasulullah saw tidak khawatir dengan hilangnya ayat-ayat al-Qur`an karena Allah telah menjamin untuk memeliharanya berdasarkan nash yang jelas:

Innaa nahnu nazzalnadz dzikra wa innaa laHu lahaafizhuun

Artinya:

Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan al-Qur`an dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya. (QS. Al-Hijr [15]:9)

Rasulullah saw gembira dan ridha dengan al-Qur`an sebagai mukjizat terbesarnya yang dapat digunakan sebagai hujjah terhadap orang-orang Arab maupun orang-orang di seluruh dunia

Ketika Nabi saw wafat, al-Quran secara keseluruhan sudah tertulis pada lembaran-lembaran, tulang-tulang, pelepah kurma, dan batu-batu tipis, dan di dalam hafalan para sahabat ra.

* * *

PENGUMPULAN AL-QUR`AN

Di masa pemerintahan Khalifatur Rasul Abu Bakar ash-Shiddiq ra, terjadi perang Yamamah yang mengakibatkan  banyak sekali para qurra’/ para huffazh (penghafal al-Qur`an) terbunuh. Akibat peristiwa tersebut, Umar bin Khaththab merasa khawatir akan hilangnya sebagian besar ayat-ayat al-Qur`an akibat wafatnya para huffazh. Maka beliau berpikir tentang pengumpulan al-Qur`an yang masih ada di lembaran-lembaran.

Zaid bin Tsabit ra berkata:

Abu Bakar telah mengirim berita kepadaku tentang korban Perang Ahlul Yamamah. Saat itu Umar bin Khaththab berapa di sisinya.

Abu Bakar ra berkata, bahwa Umar telah datang  kepadanya lalu ia berkata: “Sesungguhnya peperangan sengit terjadi di hari Yamamah dan menimpa para qurra’ (para huffazh). Dan aku merasa khawatir dengan sengitnya peperangan terhadap para qurra (sehingga mereka banyak yang terbunuh) di negeri itu. Dengan demikian akan hilanglah sebagian besar al-Qur`an.”

Abu Bakar berkata kepada Umar: “Bagaimana mungkin aku melakukan sesuatu yang belum pernah dilakukan oleh Rasul saw?”

Umar menjawab: “Demi Allah ini adalah sesuatu yang baik.”

Umar selalu mengulang-ulang kepada Abu Bakar hingga Allah memberikan kelapangan pada dada Abu Bakar tentang perkara itu. Lalu Abu Bakar berpendapat seperti apa yang dipandang oleh Umar.

Zaid bin Tsabit melanjutkan kisahnya. Abu Bakar telah mengatakan kepadaku, “Engkau laki-laki yang masih muda dan cerdas. Kami sekali-kali tidak pernah memberikan tuduhan atas dirimu, dan engkau telah menulis wahyu untuk Rasulullah saw sehingga engkau selalu mengikuti al-Qur`an, maka kumpulkanlah ia.”

Demi Allah seandainya kalian membebaniku untuk memindahkan gunung dari tempatnya, maka sungguh hal itu tidaklah lebih berat dari apa yang diperintahkan kepadaku mengenai pengumpulan al-Qur`an.

Aku bertanya: “Bagaimana kalian melakukan perbuatan yang tidak pernah dilakukan oleh Rasulullah saw?”

Umar menjawab bahwa ini adalah sesuatu yang baik. Umar selalu mengulang-ulang perkataaannya sampai Allah memberikan kelapangan pada dadaku seperti yang telah diberikanNya kepada Umar dan Abu Bakar ra.

Maka aku mulai menyusun al-Qur`an dan mengumpulkannya dari pelepah kurma, tulang-tulang, dari batu-batu tipis, serta dari hafalan para sahabat, hingga aku dapatkan akhir surat at-Taubah pada diri Khuzaimah al-Anshari yang tidak aku temukan dari yang lainnya, yaitu ayat:

Laqad jaaa`akum rasuulun min anfusikum ‘aziizun ‘alaiHi maa ‘anittum hariishun ‘alaikum bil mu`miniina ra`uufur rahiim

Artinya:

Sesungguhnya telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olenya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin. (QS. At-Taubah [9]: 128)

Pengumpulan al-Qur`an yang dilakukan Zaid bin Tsabit ini tidak berdasarkan hafalan para huffazh saja, melainkan dikumpulkan terlebih dahulu apa yang tertulis di hadapan Rasulullah saw. Lembaran-lembaran al-Qur`an tersebut tidak diterima, kecuali setelah disaksikan dan dipaparkan di depan dua orang saksi yang menyaksikan bahwa lembaran ini merupakan lembaran yang ditulis di hadapan Rasulullah saw. Tidak selembar pun diambil kecuali memenuhi dua syarat: 1) Harus diperoleh secara tertulis dari salah seorang sahabat. 2) Harus dihafal oleh salah seorang dari kalangan sahabat.

Saking telitinya, hingga pengambilan akhir Surat at-Taubah sempat terhenti karena tidak bisa dihadirkannya dua orang saksi yang menyaksikan bahwa akhir Surat at-Taubah tsb ditulis di hadapan Rasululllah saw, kecuali kesaksian Khuzaimah saja. Para sahabat tidak berani menghimpun akhir ayat tersebut, sampai terbukti bahwa Rasulullah telah berpegang pada kesaksian Khuzaimah, bahwa kesaksian Khuzaimah sebanding dengan kesaksian dua orang muslim yang adil. Barulah mereka menghimpun lembaran yang disaksikan oleh Khuzaimah tersebut.

Demikianlah, walaupun para sahabat telah hafal seluruh ayat al-Qur`an, namun mereka tidak hanya mendasarkan pada hafalan mereka saja.

Akhirnya, rampung sudah tugas pengumpulan al-Qur`an yang sangat berat namun sangat mulia ini. Perlu diketahui, bahwa pengumpulan ini bukan pengumpulan al-Qur`an untuk ditulis dalam satu mushhaf, tetapi sekedar mengumpulkan lembaran-lembaran yang telah ditulis di hadapan Rasulullah saw ke dalam satu tempat.

Lembaran-lembaran al-Qur`an ini tetap terjaga bersama Abu Bakar selama hidupnya. Kemudian berada pada Umar bin al-Khaththab selama hidupnya. Kemudian bersama Ummul Mu`minin Hafshah binti Umar ra sesuai wasiat Umar.

* * *

PENYALINAN AL-QUR`AN

Kemudian datanglah masa pemerintahan Amirul Mu`minin Utsman bin Affan ra. Di wilayah-wilayah yang baru dibebaskan, sahabat nabi yang bernama Hudzaifah bin al-Yaman terkejut melihat terjadi perbedaan dalam membaca al-Qur`an. Hudzaifah melihat penduduk Syam membaca al-Qur`an dengan bacaan Ubay bin Ka’ab. Mereka membacanya dengan sesuatu yang tidak pernah didengar oleh penduduk Irak. Begitu juga ia melihat penduduk Irak membaca al-Qur`an dengan bacaan Abdullah bin Mas’ud, sebuah bacaan yang tidak pernah didengar oleh penduduk Syam. Implikasi dari fenomena ini adalah adanya peristiwa saling mengkafirkan di antara sesama muslim.  Perbedaan bacaan tersebut juga terjadi antara penduduk Kufah dan Bashrah.

Hudzaifah pun marah. Kedua matanya merah.

Hudzaifah berkata, “Penduduk Kufah membaca qiraat Ibnu Mas’ud, sedangkan penduduk Bashrah membaca qiraat Abu Musa. Demi Allah jika aku bertemu dengan Amirul Mu`minin, sungguh aku akan memintanya untuk menjadikan bacaan tersebut menjadi satu.”

Sekitar tahun 25 H, datanglah Huzaifah bin al-Yaman menghadap Amirul Mu`minin Utsman bin Affan di Madinah.

Hudzaifah berkata, “Wahai Amirul Mu`minin, sadarkanlah umat ini sebelum mereka berselisih tentang al-Kitab (al-Qur`an) sebagaimana perselisihan Yahudi dan Nasrani.”

Utsman kemudian mengutus seseorang kepada Hafshah agar Hafshah mengirimkan lembaran-lembaran al-Qur`an yang ada padanya kepada Utsman untuk disalin ke dalam beberapa mushhaf, dan setelah itu akan dikembalikan lagi.

Hafshah pun mengirimkan lembaran-lembaran al-Qur`an itu kepada Utsman.

Utsman lalu memerintahkan Zaid bin Tsabit, Abdullah bin Zubair, Said bin al-‘Ash, dan Abdurrahman bin Harits bin Hisyam untuk menyalinnya ke dalam beberapa mushhaf.

Utsman bertanya, “Siapa yang orang yang biasa menulis?”

Dijawab, “Penulis Rasulullah saw adalah Zaid bin Tsabit.”

Utsman bertanya lagi, “Lalu siapa oang yang paling pintar bahasa Arabnya?”

Dijawab, “Said bin al-‘Ash.

Utsman kemudian berkata, “Suruhlah Said untuk mendiktekan dan Zaid untuk menuliskan al-Qur`an.”

Saat proses penyalinan mushhaf berjalan, mereka hanya satu kali mengalami kesulitan, yakni adanya perbedaan pendapat tentang penulisan kata “at-Taabuut”.

Seperti diketahui, yang mendiktekannya adalah Said bin al-Ash dan yang menuliskannya adalah Zaid bin Tsabit. Semua dilakukan di hadapan para sahabat. Ketika Said bin al-Ash mendiktekan kata at-Taabuut maka Zaid bin Tsabit menuliskannya sebagaimana ditulis oleh kaum Anshar yaitu at-Taabuuh, karena memang begitulah menurut bahasa mereka dan begitulah mereka menuliskannya. Tetapi anggota tim lain memberitahukan kepada Zaid bahwa sebenarnya kata itu tertulis di dalam lembaran-lembaran al-Qur`an dengan Ta` Maftuhah, dan mereka memperlihatkannya ke Zaid bin Tsabit. Zaid bin Tsabit memandang perlu untuk menyampaikan hal itu kepada Utsman supaya hatinya menjadi tenang dan semakin teguh. Utsman lalu memerintahkan mereka agar kata itu ditulis dengan kata seperti dalam lembaran-lembaran al-Qur`an yaitu dengan Ta` Mahtuhah. Sebab hal itu merupakan bahasa orang-orang Quraisy, lagi pula al-Qur`an diturunkan dengan bahasa mereka. Akhirnya ditulislah kata tersebut dengan Ta` Maftuhah.

Demikianlah, mereka tidak berbeda pendapat selain dari perkara itu, karena mereka hanya menyalin tulisan yang sama dengan yang ada pada lembaran-lembaran al-Qur`an, dan bukan berdasarkan pada ijtihad mereka.

Setelah mereka menyalin lembaran-lembaran tersebut  ke dalam mushhaf, Utsman segara mengembalikannya kepada Hafshah.

Utsman kemudian mengirimkan salinan-salinan mushhaf ke seluruh wilayah negeri Islam agar orang-orang tidak berbeda pendapat lagi tentang al-Qur`an. Jumlah salinan yang telah dicopy sebanyak tujuh buah. Tujuh salinan tersebut dikirimkan masing-masing satu copy ke kota Makkah, Syam, Yaman, Bahrain, Bashrah, Kufah dan Madinah. Mushhaf inilah yang kemudian dikenal dengan nama Mushhaf Utsmani.

Utsman kemudian memerintahkan al-Qur`an yang ditulis oleh sebagian kaum muslimin yang bertentangan dengan Mushhaf Utsmani yang mutawatir tersebut untuk dibakar.

Pada masa berikutnya kaum muslimin menyalin mushhaf-mushhaf yang lain dari mushhaf Utsmani tersebut dengan tulisan dan bacaan yang sama hingga sampai kepada kita sekarang.

Adapun pembubuhan tanda syakal berupa fathah, dhamah, dan kasrah dengan titik yang warna tintanya berbeda dengan warna tinta yang dipakai pada mushhaf yang terjadi di masa Khalifah Muawiyah dilakukan untuk menghindari kesalahan bacaan bagi para pembaca al-Qur`an yang kurang mengerti tata bahasa Arab. Pada masa Daulah Abbasiyah, tanda syakal ini diganti. Tanda dhamah ditandai dengan dengan wawu kecil di atas huruf, fathah ditandai dengan alif kecil di atas huruf, dan kasrah ditandai dengan ya` kecil di bawah huruf.

Begitu pula pembubuhan tanda titik di bawah dan di atas huruf di masa Khalifah Abdul Malik bin Marwan dilakukan untuk membedakan satu huruf dengan huruf lainnya.

Dengan demikian, al-Qur`an yang sampai kepada kita sekarang adalah sama dengan yang telah dituliskan di hadapan Rasulullah saw. Allah SWT telah menjamin terjaganya al-Qur`an. Tidak ada orang yang berusaha mengganti satu huruf saja dari al-Qur`an kecuali hal itu akan terungkap.

Allah SWT berfirman:

Innaa nahnu nazzalnadz dzikra wa innaa laHu lahaafizhuun

Artinya:

Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan al-Qur`an dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya. (QS. Al-Hijr [15]: 9)


Oleh karena itu, tidak perlu kita ragu-ragu terhadap orisinalitas al-Qur`an. Tak perlu kita terprovokasi tipu daya orang-orang liberal yang berupaya membuat kita ragu-ragu terhadap al-Qur`an. Orang-orang liberal itu memang telah berguru kepada para orientalis yang mempelajari al-Qur`an bukan untuk mengimaninya, bukan untuk menerapkan hukum-hukum yang ada di dalamnya. Mereka mempelajari al-Qur`an untuk mencari-cari cara agar bisa melemahkan aqidah umat Islam. Semoga Allah menghancurkan rencana-rencana mereka. Semoga Allah membuat sakit yang ada pada hati mereka semakin parah dan semakin parah. Semoga Allah segera membinasakan mereka karena sakit itu. Amin ya Allah ya Mujiibas saa`iliin.[]

Monday 11 July 2016

0 Tentang penguasaan pikiran

Tentang penguasaan pikiran.


Hidup itu indah. Dalam pergembaraan pikiran 
Selalu dinamis melewati waktu
Meninggalkan jejak pengalaman
Rasa.suasana.dan kenangan.

Bagiku semua itu membentuk kita kini. Sebagai pribadi.
umur bagiku sejumlah masa yg terlewat.dgn pengalaman.
Semangat adalah rasa syukur dengan lebih ringan.menghadapi hidup berbekal.pengalaman masa lewat.
Teman,sahabat,saudara.

Realita hidup itu adalah saat ini.
Belajarlah dari pengalamanmu
Krn hari ini terjadi karena kemarinmu.
Berpikirlah baik.baik saja
Berbuatlah yg terbaik saja.
Krn hari esok akan terjadi karena masa yang telah lewat.

Aku yang percaya dengan pengedalian pikiran
Pusatkanlah pikiranmu kedalam hal.hal yg baik.baik saja.
Visualisasikan hal.hal yang indah dan luar biasa untuk hari.hari yang akan datang.
Ijinkan langkah kita menuju hidup yg ter baik dimasa yang akan datang.

0 Lalu siapakah Aku ini?

 Lalu siapakah Aku ini?



Kata "Aku" adalah kata yg paling sering kita gunakan, kata "Aku" adalah mewakili kesalahan sekaligus kebenaran terdalam, tergantung bagaimana ia digunakan.
Kata "Aku" adalah kata yg paling 'menyesatkan', dalam penggunaan sehari2 kata "Aku" mewakili kesalahan fundamental mengenai siapa kita sesungguhnya dan rasa khayalan mengenai identitas kita. Itulah Albert Einstein mengatakan sebagai "kesalahan ilusi optik atas kesadaran"

Diri khayalan itu kemudian mjd bahan dasar dari interpretasi selanjutnya, atau interpretasi salah dlm realitas. Bagaimana kita bisa mengenali realitas bila kita sendiri salah menilai siapa adanya diri kita ini. Semua proses berpikir, berinteraksi mjd salah krn interpretasi dasarnya salah. Dg kata lain realitas kita mjd refleksi ilusi kita. Atau bagaimana seseorang dikatakan melakukan tindakan mulia, bila interpretasi siapa dirinya pun salah, yg demikian dlm bhs Jawa dikatakan sebagai 'ngelindur'.

Namun dg menyadari ilusi sbg ilusi, maka ilusi tsb akan larut, pengenalan akan ilusi mjdkan ilusi tsb berakhir. Dalam penglihatan apa yg bkn diri kita menjadikan kenyataan akan Diri kita yg sejati muncul dg sendirinya.




Semarang 12 juli 2016
Mahasiswa Teknik Informatika
Mahindra Suryaning Praja

Monday 27 June 2016

0 Nikahi Wanita Cerdas Jika Ingin Punya Anak Pintar, Sebab Kepandaian Anak Menurun Dari Ibunya

Nikahi Wanita Cerdas Jika Ingin Punya Anak Pintar, Sebab Kepandaian Anak Menurun Dari Ibunya 




Faktor genetik adalah salah satu faktor yang mempengaruhi kecerdasan seseorang. Jika Anda ingin mempunyai anak yang cerdas, carilah seorang istri yang cerdas, karena ternyata kecerdasan anak diturunkan dari ibu.

IBU YANG CERDAS BERPOTENSI MELAHIRKAN ANAK YANG CERDAS PULA

Menurut Dr. Ben Hamel, seorang ahli genetika dari UMC Nijmegen Netherlands, kecerdasan seseorang terkait dengan kromosom X yang berasal dari Ibu. Ibu yang memiliki 23 pasang kromosom XX tentunya lebih berperan dalam menentukan kecerdasan seseorang. Oleh karena itu, Ibu yang cerdas berpotensi melahirkan anak yang cerdas pula.

Namun demikian, tidak selalu kecerdasan 100% diturunkan dari Ibu kepada anaknya. Penurunan sifat ini bisa saja gagal oleh karena beberapa faktor. Salah satu penyebabnya bisa karena kegagalan peleburan kromosom pada saat fertilisasi. Kegagalan ini dapat menimbulkan kelainan yang berupa retardasi mental.

DASAR PEMBENTUKAN INTELEGENSIA SESEORANG DIPENGARUHI OLEH 3 HAL YAITU NUTRISI, STIMULASI DAN GENETIK ATAU KETURUNAN

Menurut neurolog sekaligus Kabid Pemeliharaan Peningkatan Intelegensia Kesehatan Depkes RI, Adre Mayza SpK, Seperti dikutif dari detikhealth, dasar pembentukan intelegensia seseorang dipengaruhi oleh 3 hal yaitu nutrisi, stimulasi dan genetik atau keturunan.

Meski tidak mempengaruhi seutuhnya, namun banyak juga anak yang terlahir cerdas dari orang tua yang cerdas. “Gen ibu lebih banyak berperan pada kecerdasan anak. Kalau anaknya cerdas, biasanya ibunya juga cerdas. Jadi kalau cari suami nggak perlu yang pintar-pintar amat, tapi kalau cari istri kalau bisa yang pintar,

mamah muda yayaz endut


Friday 24 June 2016

0 just share



Program kalkulator dalam sebuah HP tidak akan bisa membaca 'file document'. Karena data dan sistem 'software' nya berbeda.
Begitupula program pikiran manusia. Manusia yang pikirannya sudah terprogram sesuai dengan 'kebenarannya sendiri' tidak akan mungkin bisa menerima 'kebenaran' manusia yang lain. Ekstrim kanan tidak akan mungkin bisa memahami ekstrim kiri. Karena data dan mekanisme pikiran mereka berbeda.
Berita baiknya, dalam diri manusia ada lapisan/bagian yang namanya Kesadaran. Kesadaran inilah yang bisa memilah, memilih, membuat, merubah bahkan menghapus program pikiran yang tidak dibutuhkan.
Sayangnya, tidak semua manusia bisa menggunakan Kesadaran-nya karena si manusia lebih sering dikendalikan oleh program pikiran yang ada dalam dirinya yang biasanya program pikiran tersebut bukannya membuat manusia bahagia tapi lebih sering membuat manusia menderita. Hal ini disebabkan karena tidak semua program pikiran akan sesuai dengan kenyataan dan pengalaman hidup yang terjadi dalam kehidupan si manusia.

0 pemusnahan




Petani akan sangat marah (gregetan) bila melihat kebun-nya rusak dan tanaman sayurannya dimakan "si hama".
Dia akan berusaha menanggulangi hama tersebut dengan berbagai cara supaya sayuran yang berada di Kebun tetap terjaga pertumbuhannya. Dengan cara paling halus tanpa membunuh si hama dan bila perlu dengan cara yang keras yaitu memusnahkan si hama. Sebenarnya hama tidak akan membuat marah Si Petani bila Si Hama makan pada tempatnya, yaitu makan-makanan yang tidak diperlukan Si Petani, alias menjaga kelestarian kebun Si Petani.
Mungkin, begitu pula kehidupan manusia dan Makhluk Tingkat Evolusi Jiwa-Nya di atas manusia. Mungkin ada yang menyebut Makhluk tersebut dengan sebutan Dewa, mungkin juga ada yang menyebut Makhluk tersebut sebagai Dah Nyang Penguasa Area.
Pemusnahan terjadi untuk menjaga keseimbangan Alam. Supaya Kebun sayuran tetap terjaga, supaya panen tetap tiba. Dan yang pertama dimusnahkan adalah makhluk-makhluk yang menganggu "ketenangan" makhluk lain yang Level Evolusi Jiwa-Nya berada di atas mereka. Sudah banyak contohnya. Ada tanah subur menjadi gurun pasir, ada pula tanah subur yang dibanjiri oleh air.
Bagi sebagian besar manusia hal seperti itu adalah pemusnahan, tapi bagi Makhluk Hyang Di Atas Manusia, hal itu adalah wujud Keseimbangan Alam, supaya "kebun" tetap terjaga sesuai dengan tujuan keberadaannya.

0 pikiran manusia






Rumput liar bisa lebih cepat tumbuh daripada sayur-sayuran.
Tanpa pupuk pun rumput liar bisa cepat tumbuh.
Dimana ada sayur-sayuran (yang bermanfaat bagi manusia), di situ rumput liar akan tumbuh.
Sayur-sayuran perlu perawatan, perlu disiram, perlu dipupuk dan perlu diperhatikan hingga masa panen tiba.

Begitu pula pikiran liar manusia.
Pikiran liar bisa lebih cepat tumbuh daripada "pikiran yang tertata" (budi pekerti).
Budi pekerti perlu perawatan, perlu disiram, perlu dipupuk, perlu diperhatikan hingga masa "Pencerahan Sejati" tiba.
Begitu pula manusia dengan segala lapisan yang ada dalam dirinya.

Sunday 5 June 2016

0 Ego

 ego


Melampaui Ego, bukan menghilangkan Ego, bukan pula menghancurkan Ego, bukan pula membunuh Ego. Karena 'Ego' adalah bagian dari diri manusia. Sarana bagi jiwa manusia untuk mengenali dirinya.Pakar Mind Technology berkata, "Ego State adalah istilah yang merujuk pada Bagian Diri. Terapi Ego State berangkat dari satu premis bahwa kepribadian manusia terdiri dari banyak Bagian Diri yang terpisah, bukan hanya satu dan bersifat homogen. Melalui proses pembentukkannya kita mengenal ada Bagian Diri yang disebut dengan Ego State, Part, Introject dan Alter. Untuk akurasi terminologi maka kami, QHI, menggunakan istilah Ego Personality sebagai payung besar yang meliputi semua Bagian Diri. Dengan demikian bila kami menggunakan istilah Ego Personality berarti sudah meliputi Ego State, Part, Introject dan Alter. (Adi W Gunawan )
Karena itu bahasa yang lebih tepat adalah MELAMPAUI. Ketika Si Anu bisa melampaui ego-nya, maka Si Anu secara otomatis berada di atas Ego-nya, lebih berkuasa dibandingkan Ego-nya.
Siapakah yang dianjurkan melampaui 'Ego' ?
Dia adalah KESADARAN MANUSIA.
Dalam bahasa kuno, biasa disebut 'Pancer'. Sedulur papat, kelimo Pancer.
Pada umumnya manusia DIKENDALIKAN oleh 'Ego' yang bermacam-macam yang berada dalam dirinya, yang KADANGKALA bisa menyebabkan hidupnya tidak damai bahkan bisa merusak dirinya dan lingkungannya.
'Ego' atau dalam bahasa 'Mind Technology' biasa disebut 'Ego Personality' terbentuk dari pengalaman hidup si manusia. Bahkan bagi yang percaya reinkarnasi, 'Ego Personality' terbentuk dari sejak dahulu kala, dari berbagai masa kelahiran. Karena itu ada fenomena manusia yang "kesurupan" binatang harimau, monyet dan lain sebagainya.
Ego Personality juga bisa dibentuk oleh bacaan, tontonan, pendengaran, emosi dan lain sebagainya.
Karena itu, yang fans berat pada seorang tokoh bisa "kesurupan" seolah-olah si tokoh tersebut masuk ke dalam dirinya. Dan karena itu pula ada metode spiritual yang menganjurkan untuk memasang "sarana" berupa photo/lukisan Sang Murshid, Dewa-Dewi, Kaligrafi dan semacamnya, untuk membentuk 'Ego Personality' yang baik dalam diri manusia sesuai dengan karakter yang diwakili oleh "sarana" tersebut.
Ego atau Ego Personality dibentuk oleh pengalaman hidup si jiwa, dengan kata lain, dibentuk oleh PIKIRAN. Ego Personality berada dalam Pikiran. Ego berada dalam Pikiran. Baik Pikiran Sadar maupun Pikiran Bawah Sadar.
Oleh sebab itu, hampir semua metode spiritual/pemberdayaan diri yang ada di Bhumi, tertuju pada pembelajaran dan pengelolaan tentang pikiran. Tentang pelampauan pikiran, tentang pengendalian pikiran dan tentang pengelolaan pikiran.
Jadi dalam dunia spiritual, kata yang lebih tepat tentang 'Ego' adalah melampaui 'Ego'. Kemudian mengendalikan 'Ego', selanjutnya mengelola 'Ego'.
Siapa yang melampaui 'Ego' ?
Siapa yang mengendalikan 'Ego'?
Siapa yang mengelola 'Ego'?
Dia adalah Kesadaran Manusia, atau Pancer.
Kemudian dalam perjalanannya, jiwa si manusia bisa mengakses "Tingkat Kesadaran Paling Tinggi" yaitu Kesadaran Murni, Kebahagiaan yang Kekal Abadi.

Tuesday 10 May 2016

0 Download Murottal Al Quran dan Terjemahan mp3

Assalamualaikum, pada postingan kali ini saya membagikan link Download Mp3 Al-Qur'an + Terjemahan Indonesia. Daripada dengerin musik nggak jelas, alay, lebay apalagi sambil goyang dan joged nggak jelas pula, mendingan dengerin Mp3 Al Qur'an, Insyaallah ada manfaatnya untuk dunia dan akhirat kelak dan mendapatkan keutaman dan pahala mendengarkan Al-Qur'an.  kali ini bedanya adalah setiap selesai ayat dibacakan,maka dibacakan pula arti dalam Bahasa Indonesia.



Surah No. Surah Name Download MP3
1 Al-Fatihah Download
2 Al-Baqarah Download
3 Al-Imran Download
4 An-Nisa' Download
5 Al-Ma'idah Download
6 Al-An'am Download
7 Al-A'raf Download
8 Al-Anfal Download
9 At-Taubah Download
10 Yunus Download
11 Hood Download
12 Yusuf Download
13 Ar-Ra'd Download
14 Ibrahim Download
15 Al-Hijr Download
16 An-Nahl Download
17 Al-Isra Download
18 Al-Kahf Download
19 Maryam Download
20 Ta­Ha Download
21 Al-Anbiya' Download
22 Al-Hajj Download
23 Al-Mu'minun Download
24 An-Nur Download
25 Al-Furqan Download
26 Ash-Shu'ara' Download
27 An-Naml Download
28 Al-Qasas Download
29 Al-'Ankabut Download
30 Ar­Room Download
31 Luqman Download
32 As­Sajdah Download
33 Al­Ahzab Download
34 Saba' Download
35 Fatir Download
36 Ya­Sin Download
37 As-Saffat Download
38 Sad Download
39 Az-Zumar Download
40 Ghafir Download
41 Fussilat Download
42 Ash-Shura Download
43 Az-Zukhruf Download
44 Ad-Dukhan Download
45 Al-Jathiya Download
46 Al-Ahqaf Download
47 Muhammad Download
48 Al-Fath Download
49 Al-Hujurat Download
50 Qaf Download
51 Az-Zariyat Download
52 At-Tur Download
53 An-Najm Download
54 Al-Qamar Download
55 Ar-Rahman Download
56 Al-Waqi'ah Download
57 Al-Hadid Download
58 Al-Mujadilah Download
59 Al-Hashr Download
60 Al-Mumtahinah Download
61 As-Saff Download
62 Al-Jumu'ah Download
63 Al-Munafiqun Download
64 At-Taghabun Download
65 At-Talaq Download
66 At-Tahrim Download
67 Al-Mulk Download
68 Al-Qalam Download
69 Al-Haqqah Download
70 Al-Ma'arij Download
71 Nooh Download
72 Al-Jinn Download
73 Al-Muzzammil Download
74 Al-Muddaththir Download
75 Al-Qiyamah Download
76 Al-Insan Download
77 Al-Mursalat Download
78 An-Naba' Download
79 An-Nazi'at Download
80 'Abasa Download
81 At-Takwir Download
82 Al-Infitar Download
83 Al-Mutaffifin Download
84 Al-Inshiqaq Download
85 Al-Buruj Download
86 At-Tariq Download
87 Al-A'la Download
88 Al-Ghashiyah Download
89 Al-Fajr Download
90 Al-Balad Download
91 Ash-Shams Download
92 Al-Lail Download
93 Ad-Duha Download
94 Ash-Sharh Download
95 At-Tin Download
96 Al-'Alaq Download
97 Al-Qadr Download
98 Al-Baiyinah Download
99 Az-Zalzalah Download
100 Al-'Adiyat Download
101 Al-Qari'ah Download
102 At-Takathur Download
103 Al-'Asr Download
104 Al-Humazah Download
105 Al-Fil Download
106 Quraish Download
107 Al-Ma'un Download
108 Al-Kauthar Download
109 Al-Kafirun Download
110 An-Nasr Download
111 Al-Masad Download
112 Al-Ikhlas Download
113 Al-Falaq Download
114 An-Nas Download