Sunday 11 November 2012

1 Dzikir Setelah Shalat


Dzikir setelah shalat adalah di antara Dzikir yang mesti kita amalkan. Seusai shalat tidak langsung bubar, namun hendaknya kita merutinkan beristighfar dan bacaan dzikir lainnya.

Berikut kami akan menyajikan bacaan Dzikir praktis setelah Shalat Fardlu beserta pengertiannya. Karena kami masih belum dapat menuliskan dalam teks Arab, jadi bacaan Dzikir nya ditulis dalam trans-literasi Indonesia.
Dzikir berikut ini hanya bersifat referensi praktis. Untuk lebih baiknya, silahkan saudara mencari dan melengkapi dengan Dzikir yang lain.


Bacaan Dzikir dimulai setelah salam dengan membaca :

>> Astaghfirullaahal 'adhziim alladzii laa ilaaha illaa huwal hayyul qayyuum wa atuubu ilaih. 3x

"Aku memohon ampun kepada Allah Yang Maha Agung, yang tiada tuhan selain Dia. Yang Maha Hidup lagi Maha Kuasa, dan aku bertaubat kepada Engkau." 3x


>> laa ilaaha illAllah wahdahuu laa syariikalah, Lahul mulku wa lahulhamdu yuhyii wayumiitu wahuwa 'alaa kulli syai ing qadir 3x.

"Tiada Tuhan selain Allah, tiada sekutu bagi Allah. Milik Allah lah semua kerajaan Dan hanya untuk Allah lah segala puji. Allah lah yang menghidupkan dan Allah lah yang mematikan. Dan Allah lah Yang Maha Kuasa atas segala sesuatu." 3x


>> Allahumma antassalaam, wa minkas salaam, wa ilaika ya 'udussalaam, fahayyina rabbana bissalaam, wa adkhilnal jannata darossalaam, tabaarakta rabbanaa wa ta 'alaita yaa dzal jalaali wal ikram."

"Ya Allah, Engkaulah Yang Menyelamatkan, dari engkaulah segala keselamatan, Dan kepada Engkaulah kembali segala keselamatan. Ya Allah hidupkanlah kami ke dalam surga. Ya Allah Yang Maha Agung lagi Maha Mulia."


>> A 'udzubillahi minasy-syaithanirrajiim, bismillahir rahmaanir rahiim ahamdulillaahi rabbil 'alamiin, arrahmaanirrahiim, maaliki yau middiin, iyyaa kana' budu wa iyyaa kanasta 'iin, ihdinash shiraa thal mustaqiim, shiraathal ladziina an 'amta 'alaihim, ghairil magh dhuubi 'alaihim wa ladhdhaaalliin, aamiin.

"Aku berlindung kepada Allah dari godaan syetan yang terkutuk. Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyanyang, segala puja dan puji bagi Allah, Tuhan semesta alam, Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, Yang menguasai hari pembalasan,
Hanya kepada Engkaulah kami memohon pertolongan, Tunjukilah kami ke jalan yang lurus (benar),
yaitu jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka, bukan jalan yang dimurkai dan bukan pula jalan orang-orang yang sesat. Kabulkanlah permohonan kami." (Al Fatihah)


>> Wa ilaahukum ilahuuwa hidu laa ilaaha illaa huwarrahmaa nurrahiim.

"Dan Tuhanmu ialah Tuhan Yang Maha Esa, tiada tuhan melainkan DIA, Dzat yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang." (QS. Al Baqarah : 163)


>> Allahu laaa ilaaha illa huwal hayyul qayyuum laa ta' khudzuhuu sina tuw wa laa naum, lahuu maafis samaa wati wamaafil ardhi, mandzal la dzii yasy fa 'u'indahuuu illa bi idznih, ya' lamu maa baina aidiihim wa maa khalfahum, wa la yuhiy thuuna bisyai im min 'ilmihiii illa bimaasyaa' wasi'a kursiiyuhus samaawati waL ardha, walaa ya uuduhuu hif zhuhumaa wahuwal 'alii yul 'azhiim.

"Allah, tiada Tuhan melainkan Dia, Dzat yang hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); Dia tidak pernah mengantuk atau tidur. Segala makhluk yang ada di langit dan bumi adalah kepunyaan Allah...
Tiada yang dapat memberi syafaat di sisi Allah kecuali dengan izin-Nya.
Allah Maha Mengetahui apa-apa yang ada di depan atau belakang-Nya, semua makhluk tidak bisa mengetahui ilmu-Nya sedikitpun, kecuali dengan kehendak-Nya.
Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar."(QS. Al Baqarah : 255)


>> SyahidAllahu annahuu laa ilaaha illaa huu walmalaa ikatu wa uluul 'ilmi qaa imam bilqisth, laa ilaaha illaa huwal 'aziizul hakiim. Innaddiina 'indallaahil islam.

"Allah menyatakan bahwasanya tiada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia; Yang menegakkan keadilan. Para Malaikat dan orang-orang yang berilmu (juga menyatakan yang demikian itu). Tiada tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, Dzat Yang Maha Perkasa dan Maha Bijaksana.
Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam." (QS. Ali 'Imran : 18-19)


>> Qulillaahummaa malikal mulki tu'tilmulka man tasyaa', wa tanzi 'ulmulka mimmantasyaa', wa tu'izzu man tasyaa' wa tudzillu man tasyaa' Biyadi kal khairu innaka 'alaa kulli syaiing qadiir.

Katakanlah (hai Muhammad) :
"Ya Allah Yang Menguasai seluruh kerajaan (kekuatan), Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki.
Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu."


>> Tuulijullaila finnahaari watuu lijunnahaari fillaili, wa tukhrijul hayya minal mayyiti wa tukhri julmayyita minal hayyi, wa tarzuqu man tasyaa u bi ghairi hisaab.

"Engkau masukkan malam ke dalam siang dan Engkau masukkan siang ke dalam malam. Engkau keluarkan yang hidup dari yang mati, dan Engkau keluarkan yang mati dari yang hidup. Dan Engkau beri rezki siapa yang Engkau kehendaki tanpa hisab." (QS. Ali 'Imran : 26, 27)


Ilaahiy yaa Rabbii yaa kariim ;
>> Subhaanallah 33x
Subhaanallahal 'azhiimi wabihamdihii daa imaan Abadan.


Maha Suci Allah 33x ;
"Maha Suci Allah yang Maha Besar dan dengan puji-pujiannya yang kekal selama-lamanya."


>> Alhamdulillah 33x
Alhamdulillahi Rabbil 'aalamiina 'alaa kulli haa liw wa fii kulli haa liw waniqmah.


Segala puji bagi Allah 33x ;
"Segala puja dan puji bagi Allah, Tuhan semesta alam."


>> Allahu Akbar 33x
Allahu Akbar kabiiraaw walhamdulillahi katsiiraa, wa subhaanAllahi bukratawa asiylaa.


Allah Maha Besar 33x
"Allah Maha Besar, lagi sempurna kebesaran-Nya, dan sebanyak-banyak puji-pujian bagi Allah ; dan Maha Suci Allah pagi dan petang."


>> Laa ilaaha illallah wahdahuu laa syariikalah, Lahul mulku wa lahulhamdu yuhyii wayumiitu wahuwa 'alaa kulli syai ing qaadir 3x.

yaa Rabbanaa wa ilaikal mashiyrwalaa hawla walaa quwwata illaa billahil 'aliyil 'azhiym.


"Tiada Tuhan selain Allah, tiada sekutu bagi Allah. Milik Allah lah semua kerajaan Dan hanya untuk Allah lah segala puji.
Allah lah yang menghidupkan dan Allah lah yang mematikan. Dan Allah lah Yang Maha Kuasa atas segala sesuatu."

"Ya Rabbi, kepada Engkaulah kami kembali. Tiada daya dan kekuatan melainkan dengan pertolongan Allah Yang Maha Tinggi dan Maha Besar..."


>> Allahumma laa maa ni 'a limaa a' thayta wa laa mu' thiya limaa mana'ta wa laa raadda limaa qadhaita wa laa yanfa'u dzaljaddi minkal jaddu.

"Ya Allah, tidak ada pencegah bagi pemberian-Mu dan tidak memberi apabila Engkau menolaknya dan tidak berguna kebesaran seseorang kecuali dengan kebesaran dari sisi-Mu." (HR. Muslim)


>> Astaghfirullaahal 'azhiim 3x
Afdhaludz dzikri fa'lam aanahuu laa ilaaha illallah.


"Saya Mohon ampun kepada Allah Yang Maha Agung 3x.
Ketahuilah, seutama-utama dzikir adalah bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan Allah."


> >Ayyum baaq. Laa ilaaha illallah…...Hayyum maujuud.. Laa ilaaha illallah…..Hayyum maqshuud.

"Yang Maha Hidup lagi Maha Kekal, Tidak ada Tuhan melainkan Allah. Yang Maha Hidup lagi Maha Wujud (ada). Tidak ada Tuhan melainkan Allah. Yang Maha Hidup dan Maha dituju."


>> Laa ilaaha illallah 100x.
Laa ilaaha illallahu Muhammadur rasulullahi shalallahu 'alaihi wa sallam, kalimatu haqqin 'alaihaa nahyaa wa 'alaihaa namuutu wa 'alaihaa wa bihaa nub 'atsu insya Allahu minal aaminiin.


(Tidak ada Tuhan melainkan Allah 100x)
"Tidak ada Tuhan melainkan Allah, Muhammad adalah utusan Allah, semoga Allah melimpahkan rahmat dan kesejahteraan atasnya. Sebuah kalimat benar, atasnya kami hidup dan mati, atasnya dan dengannya kami dibangkitkan termasuk orang-orang yang aman, Insya Allah (jika Allah menghendaki)."

0 Kesaksian Orang Yang Mati Suri



♥♥♥
Kesaksian Orang Yang Mati Suri "Menyaksikan Orang Disiksa dan Ingin Kembali ke Dunia"


بسم الله الرحمن الرحيم
... السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ


Pengalaman mati suri seperti yang dialami Aslina, telah pula dirasakan banyak orang. Seorang peneliti dan meraih gelar doktor filsafat dari Universitas Virginia Dr Raymond A Moody pernah meneliti fenomena ini. Hasilnya orang mati suri rata-rata memiliki pengalaman yang hampir sama. Masuk lorong waktu dan ingin dikembalikan ke dunia.

Catatan ini dilengkapi pula dengan penjelasan instruktur ESQ Legisan Sugimin yang mengutip Al-Quran yang menjelaskan orang yang mati itu ingin dikembalikan ke dunia, serta penelusuran melalui internet tentang Dr Raymond. Bagi pembaca yang ingin mengetahui perihal Dr Raymond dapat membuka situs www.lifeafterlife. com dan hasil penelitian Raymond tentang mati suri dapat dibaca di buku Life After Life.

Aslina adalah warga Bengkalis yang mati suri 24 Agustus 2006 lalu. Gadis berusia sekitar 25 tahun itu memberikan kesaksian saat nyawanya dicabut dan apa yang disaksikan ruhnya saat mati suri.

Sebelum Aslina memberi kesaksian, pamannya Rustam Effendi memberikan penjelasan pembuka. Aslina berasal dari keluarga sederhana, ia telah yatim. Sejak kecil cobaan telah datang pada dirinya. Pada umur tujuh tahun tubuhnya terbakar api sehingga harus menjalani dua kali operasi. Menjelang usia SMA ia termakan racun. Tersebab itu ia menderita selama tiga tahun. Pada umur 20 tahun ia terkena gondok (hipertiroid). Gondok tersebut menyebabkan beberapa kerusakan pada jantung dan matanya. Karena penyakit gondok itu maka Jumat, 24 Agustus 2006 Aslina menjalani check-up atas gondoknya di Rumah Sakit Mahkota Medical Center (MMC) Melaka Malaysia. Hasil pemeriksaan menyatakan penyakitnya di ambang batas sehingga belum bisa dioperasi.

”Kalau dioperasi maka akan terjadi pendarahan,” jelas Rustam. Oleh karena itu Aslina hanya diberi obat. Namun kondisinya tetap lemah. Malamnya Aslina gelisah luar biasa, dan terpaksa pamannya membawa Aslina kembali ke Mahkota sekitar pukul 12 malam itu. Ia dimasukkan ke unit gawat darurat (UGD), saat itu detak jantungnya dan napasnya sesak.Lalu ia dibawa ke luar UGD masuk ke ruang perawatan. ”Aslina seperti orang ombak (menjelang sakratulmaut, red). Lalu saya ajarkan kalimat thoyyibah dan syahadat. Setelah itu dalam pandangan saya Aslina menghembuskan nafas terakhir,” ungkapnya. Usai Rustam memberi pengantar, lalu Aslina memberikan kesaksiaanya.

”Mati adalah pasti. Kita ini calon-calon mayat, calon penghuni kubur,” begitu ia mengawali kesaksiaanya setelah meminta seluruh hadirin yang memenuhi Grand Ball Room Hotel Mutiara Merdeka Pekanbaru tersebut membacakan shalawat untuk Nabi Muhammad SAW. Tak lupa ia juga menasehati jamaah untuk memantapkan iman, amal dan ketakwaan sebelum mati datang. ”Saya telah merasakan mati,” ujar anak yatim itu. Hadirin terpaku mendengar kesaksian itu. Sungguh, lanjutya, terlalu sakit mati itu.

Diceritakan, rasa sakit ketika nyawa dicabut itu seperti sakitnya kulit hewan ditarik dari daging, dikoyak. Bahkan lebih sakit lagi. ”Terasa malaikat mencabut (nyawa, red) dari kaki kanan saya,” tambahnya. Di saat itu ia sempat diajarkan oleh pamannya kalimat thoyibah. ”Saat di ujung napas, saya berzikir,” ujarnya. ”Sungguh sakitnya, Pak, Bu,” ulangnya di hadapan lebih dari 300 alumni ESQ Pekanbaru.

Diungkapkan, ketika ruhnya telah tercabut dari jasad, ia menyaksikan di sekelilingnya ada dokter, pamannya dan ia juga melihat jasadnya yang terbujur. Setelah itu datang dua malaikat serba putih mengucapkan Assalaimualaikum kepada ruh Aslina. ”Malaikat itu besar, kalau memanggil, jantung rasanya mau copot, gemetar,” ujar Aslina mencerita pengalaman matinya. Lalu malaikat itu bertanya: ‘’siapa Tuhanmu, apa agamamu, dimana kiblatmu dan siapa nama orangtuamu.” Ruh Aslina menjawab semua pertanyaan itu dengan lancar. Lalu ia dibawa ke alam barzah. ”Tak ada teman kecuali amal,” tambah Aslina yang Ahad malam itu berpakaian serba hijau.

Seperti pengakuan pamannya, Aslina bukan seorang pendakwah, tapi malam itu ia tampil memberikan kesaksian bagaikan seorang muballighah. Di alam barzah ia melihat seseorang ditemani oleh sosok yang mukanya berkudis,badan berbulu dan mengeluarkan bau busuk. Mungkin sosok itulah adalah amal buruk dari orang tersebut.

Aslina melanjutkan. ”Bapak, Ibu, ingatlah mati,” sekali lagi ia mengajak hadirin untuk bertaubat dan beramal sebelum ajal menjemput. Di alam barzah, ia melanjutkan kesaksiannya, ruh Aslina dipimpin oleh dua orang malaikat. Saat itu ia ingin sekali berjumpa dengan ayahnya. Lalu ia memanggil malaikat itu dengan ”Ayah”. ”Wahai ayah bisakah saya bertemu dengan ayah saya,” tanyanya. Lalu muncullah satu sosok. Ruh Aslina tak mengenal sosok yang berusia antara 17-20 tahun itu. Sebab ayahnya meninggal saat berusia 65 tahun. Ternyata memang benar, sosok muda itu adalah ayahnya. Ruh Aslina mengucapkan salam ke ayahnya dan berkata: ”Wahai ayah, janji saya telah sampai.” Mendengar itu ayah saya saya menangis. Lalu ayahnya berkata kepada Aslina. ”Pulanglah ke rumah, kasihan adik-adikmu. ” ruh Aslina pun menjawab. ”Saya tak bisa pulang, karena janji telah sampai”.

Usai menceritakan dialog itu, Aslina mengingatkan kembali kepada hadirin bahwa alam barzah dan akhirat itu benar-benar ada. ”Alam barzah, akhirat, surga dan neraka itu betul ada. Akhirat adalah kekal,” ujarnya bak seorang pendakwah.

Setelah dialog antara ruh Aslina dan ayahnya. Ayahnya tersebut menunduk. Lalu dua malaikat memimpinnya kembali, ia bertemu dengan perempuan yang beramal shaleh yang mukanya bercahaya dan wangi. Lalu ruh Aslina dibawa kursi yang empuk dan didudukkan di kursi tersebut, disebelahnya terdapat seorang perempuan yang menutup aurat, wajahnya cantik. Ruh Aslina bertanya kepada perempuan itu. ”Siapa kamu?” lalu perempuan itu menjawab.”Akulah (amal) kamu.”

Selanjutnya ia dibawa bersama dua malaikat dan amalnya berjalan menelurusi lorong waktu melihat penderitaan manusia yang disiksa. Di sana ia melihat seorang laki-laki yang memikul besi seberat 500 ton, tangannya dirantai ke bahu, pakaiannya koyak-koyak dan baunya menjijikkan. Ruh Aslina bertanya kepada amalnya.”Siapa manusia ini?” Amal Aslina menjawab orang tersebut ketika hidupnya suka membunuh orang.

Lalu dilihatnya orang yang yang kulit dan dagingnya lepas. Ruh Aslina bertanya lagi ke amalnya tentang orang tersebut. Amalnya mengatakan bahwa manusia tersebut tidak pernah shalat. Selanjutnya tampak pula oleh ruh Aslina manusia yang dihujamkan besi ke tubuhnya. Ternyata orang itu adalah manusia yang suka berzina. Tampak juga orang saling bunuh, manusia itu ketika hidup suka bertengkar dan mengancam orang lain.

Dilihatkan juga pada ruh Aslina, orang yang ditusuk dengan 80 tusukan, setiap tusukan terdapat 80 mata pisau yang tembus ke dadanya, lalu berlumuran darah, orang tersebut menjerit dan tidak ada yang menolongnya. Ruh Aslina bertanya pada amalnya. Dan dijawab orang tersebut adalah orang juga suka membunuh. Ada pula orang yang dihempaskan ke tanah lalu dibunuh. Orang tersebut adalah anak yang durhaka dan tidak mau memelihara orang tuanya ketika di dunia.

Perjalanan menelusuri lorong waktu terus berlanjut. Sampailah ruh Aslina di malam yang gelap, kelam dan sangat pekat sehingga dua malaikat dan amalnya yang ada disisinya tak tampak. Tiba-tiba muncul suara orang mengucap : Subnallah, Alhamdulillah dan Allahu Akbar. Tiba-tiba ada yang mengalungkan sesuatu di lehernya. Kalungan itu ternyata tasbih yang memiliki biji 99 butir.

Perjalanan berlanjut. Ia nampak tepak tembaga yang sisi-sisinya mengeluarkan cahaya, di belakang tepak itu terdapat gambar Ka’bah. Di dalam tepak terdapat batangan emas. Ruh Aslina bertanya pada amalnya tentang tepak itu. Amalnya menjawab tepak tersebut adalah husnul khatimah. (Husnul khatimah secara literlek berarti akhir yang baik. Yakni keadaan dimana manusia pada akhir hayatnya dalam keadaan (berbuat) baik, red).

Selanjutnya ruh Aslina mendengarkan azan seperti azan di Mekkah. Ia pun mengatakan kepada amalnya. ”Saya mau shalat.” Lalu dua malaikat yang memimpinnya melepaskan tangan ruh Aslina. ”Saya pun bertayamum, saya shalat seperti orang-orang di dunia shalat,” ungkap Aslina. Selanjutnya ia kembali dipimpin untuk melihat Masjid Nabawi. Lalu diperlihatkan pula kepada ruh Aslina, makam Nabi Muhammad SAW. Dimakam tersebut batangan-batangan emas di dalam tepak ”husnul khatimah” itu mengeluarkan cahaya terang. Berikutnya ia melihat cahaya seperti matahari tapi agak kecil. Cahaya itu pun bicara kepada ruh Aslina. ”Tolong kau sampaikan kepada umat, untuk bersujud di hadapan Allah.”

Selanjutnya ruh Aslina menyaksikan miliaran manusia dari berbagai abad berkumpul di satu lapangan yang sangat luas. Ruh Aslina hanya berjarak sekitar lima meter dari kumpulan manusia itu. Kumpulan manusia itu berkata. ”Cepatlah kiamat, aku tak tahan lagi di sini Ya Allah.” Manusia-manusia itu juga memohon. ”Tolong kembalikan aku ke dunia, aku mau beramal.”


Begitulah di antara cerita Aslina terhadap apa yang dilihat ruhnya saat ia mati suri. Dalam kesaksiaannya ia senantiasa mengajak hadirin yang datang pada pertemuan alumni ESQ itu untuk bertaubat dan beramal shaleh serta tidak melanggar aturan Allah. Setelah kesaksian Aslina, instruktur Pelatihan ESQ Legisan Sugimin yang telah mendapat lisensi dari Ary Ginanjar (pengarang buku sekaligus penemu metode Pelatihan ESQ) menjelaskan bahwa fenomena mati suri dan apa yang disaksikan oleh orang yang mati suri pernah diteliti ilmuan Barat. Legisan mengemukakan pula, mungkin di antara alumni ESQ yang hadir pada Ahad (24/9) malam itu ada yang tidak percaya atau ragu terhadap kesaksian Aslina. Tapi yang jelas, lanjutnya, rata-rata orang yang mati suri merasakan dan melihat hal yang hampir sama.

”Apa yang disampaikan Aslina, mungkin bukti yang ditunjukkan Allah kepada kita semua,” ujarnya. Legisan menjelaskan penelitian oleh Dr Raymond A Moody Jr tentang mati suri. Raymond mengemukakan orang mati suri itu dibawa masuk ke lorong waktu, di sana ia melihat rekaman seluruh apa yang telah ia lakukan selama hidupnya. Dan diakhir pengakuan orang mati suri itu berkata: ”Dan aku ingin agar aku dapat kembali dan membatalkan semuanya.”

Menanggapi kesaksian Aslina yang melihat orang-orang berteriak ingin dikembalikan ke dunia dan ingin beramal serta penelitian Raymond yang menyebutkan ”aku ingin agar aku dapat kembali dan membatalkan semuanya,” Legisan mengutip ayat Al-Quran Surat Al-Mu’muninun (23) ayat 99-100:

Hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata:”Ya, Tuhanku kembalikanlah aku (ke dunia).”(99) . Agar aku berbuat amal yang saleh terhadap yang telah aku tinggalkan. Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkannya saja. Dan di hadapan mereka ada dinding sampai hari mereka dibangkitkan.(100).

Sebagai penguat dalil agar manusia bertaubat, dikutipkan juga Quran Surat Az-Zumar ayat 39: ”Dan kembalilah kamu kepada Tuhan-Mu, dan berserah dirilah kepada-Nya sebelum datang azab kepadamu kemudian kamu tidak dapat ditolong (lagi).”

Usai pertemuan alumni itu, Aslina meminta nasehat dari Legisan. Intruktur ESQ itu menyarankan agar Aslina senatiasa berdakwah dan menyampaikan kesaksiaannya saat mati suri kepada masyarakat agar mereka bertaubat dan senantiasa mentaati perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Setelah acara, banyak di antara alumni yang bersimpati dan ingin membantu pengobatan sakit gondoknya. Para hadirinpun menyempat diri untuk berfoto bersama Aslina.

Semoga pembaca dapat mengambil pelajaran dari kesaksiaan tersebut.

0 Orang Yang Berdoa Begitu Dekat Dengan Allah




Sudah begitu lama, ingin agar harapan segera terwujud. Beberapa waktu terus menanti dan menanti, namun tak juga impian itu datang.
Apakah lantas berputus asa karena sudah seringkali memohon pada Allah ??

Sikap seorang muslim adalah tetap terus berdo’a karena Allah Subhanahu Wa Ta'ala begitu dekat pada orang yang berdo’a. Boleh jadi terkabulnya do’a tersebut tertunda.
Boleh jadi pula Allah mengganti permintaan tadi dengan yang lainnya dan pasti pilihan Allah adalah yang terbaik.
Ayat yang patut direnungkan adalah firman Allah Ta’ala (artinya) :
"Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat.
Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku. Maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.” (QS. Al Baqarah : 186)

Sebagian sahabat radhiyallahu ‘anhuma berkata,
“Wahai Rasulullah, apakah Rabb kami itu dekat sehingga kami cukup bersuara lirih ketika berdo’a ataukah Rabb kami itu jauh sehingga kami menyerunya dengan suara keras ?”
Lantas Allah Ta’ala menurunkan ayat di atas. (Majmu’ Al Fatawa, 35/370)


Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata,
“Kedekatan yang dimaksud dalam ayat ini adalah kedekatan Allah pada orang yang berdo’a (kedekatan yang sifatnya khusus).” (Majmu’ Al Fatawa, 5/247)

Perlu diketahui bahwa kedekatan Allah itu ada dua macam :
1. Kedekatan Allah yang umum dengan ilmu-Nya, ini berlaku pada setiap makhluk.
2. Kedekatan Allah yang khusus pada hamba-Nya dan seorang muslim yang berdo’a pada-Nya, yaitu Allah akan mengijabahi (mengabulkan) do’anya, menolongnya dan memberi taufik padanya. (Tafsir Al Karimir Rahman, hal. 87)


Kedekatan Allah pada orang yang berdo’a adalah kedekatan yang khusus pada macam yang kedua (bukan kedekatan yang sifatnya umum pada setiap orang).
Allah begitu dekat pada orang yang berdo’a dan yang beribadah pada-Nya. Sebagaimana disebutkan dalam hadits pula bahwa tempat yang paling dekat antara seorang hamba dengan Allah adalah ketika ia sujud. (Majmu’ Al Fatawa, 15/17)

Siapa saja yang berdo’a pada Allah dengan menghadirkan hati ketika berdo’a, menggunakan do’a yang ma’tsur (dituntunkan), menjauhi hal-hal yang dapat menghalangi terkabulnya do’a (seperti memakan makanan yang haram), maka niscaya Allah akan mengijabahi do’anya.
Terkhusus lagi jika ia melakukan sebab-sebab terkabulnya do’a dengan tunduk pada perintah dan larangan Allah dengan perkataan dan perbuatan, juga disertai dengan mengimaninya. (Tafsir Al Karimir Rahman, hal. 87)

Dengan mengetahui hal ini seharusnya seseorang tidak meninggalkan berdo’a pada Rabbnya yang tidak mungkin menyia-nyiakan do’a hamba-Nya.
Pahamilah bahwa Allah Ta'ala benar-benar begitu dekat dengan orang yang berdo’a, artinya akan mudah mengabulkan do’a setiap hamba. Sehingga tidak pantas seorang hamba putus asa dari janji Allah Yang Maha Mengabulkan setiap do’a.
Ingatlah pula bahwa do’a adalah sebab utama agar seseorang bisa meraih impian dan harapannya. Sehingga janganlah merasa putus asa dalam berdo’a.


Ibnul Qoyyim rahimahullah berkata,
“Do’a adalah sebab terkuat bagi seseorang agar bisa selamat dari hal yang tidak ia sukai dan sebab utama meraih hal yang diinginkan. Akan tetapi pengaruh do’a pada setiap orang berbeda-beda. Ada yang do’anya berpengaruh begitu lemah karena sebab dirinya sendiri. Boleh jadi do’a itu adalah do’a yang tidak Allah sukai karena melampaui batas. Boleh jadi do’a tersebut berpengaruh lemah karena hati hamba tersebut yang lemah dan tidak menghadirkan hatinya kala berdo’a.
Boleh jadi pula karena adanya penghalang terkabulnya do’a dalam dirinya seperti makan makanan haram, noda dosa dalam hatinya, hati yang selalu lalai, nafsu syahwat yang menggejolak dan hati yang penuh kesia-siaan.” (Al Jawaabul Kaafi, hal. 21)


Ingatlah hadits dari Abu Hurairah, Nabi shalallahu ‘alaihi wa salam bersabda,
“Tidak ada sesuatu yang lebih besar pengaruhnya di sisi Allah Ta’ala selain do’a.” (HR. Tirmidzi no. 3370, Ibnu Majah no. 3829, Ahmad 2/362.
Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan)


Jika memahami hal ini, maka gunakanlah do’a pada Allah Subhanahu Wa Ta'ala sebagai senjata untuk meraih harapan. Penuh yakinlah bahwa Allah akan kabulkan setiap do’a.
Dari Abu Hurairah, Nabi shalallahu ‘alaihi wa salam bersabda,
“Berdoalah kepada Allah dalam keadaan yakin akan dikabulkan, dan ketahuilah bahwa Allah tidak mengabulkan doa dari hati yang lalai.” (HR. Tirmidzi no. 3479. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan)

Lalu pahamilah bahwa ada beberapa jalan agar Allah mengabulkan do’a kita.
Dari Abu Sa’id, Nabi shalallahu ‘alaihi wa salam bersabda,
“Tidaklah seorang muslim memanjatkan do’a pada Allah selama tidak mengandung dosa dan memutuskan silaturahmi (antar kerabat, pen) melainkan Allah akan beri padanya tiga hal :
[1] Allah akan segera mengabulkan do’anya,
[2] Allah akan menyimpan baginya di akhirat kelak, dan
[3] Allah akan menghindarkan darinya kejelekan yang semisal.”
Para sahabat lantas mengatakan, “Kalau begitu kami akan memperbanyak berdo’a.”
Nabi shalallahu ‘alaihi wa salam lantas berkata, “Allah nanti yang memperbanyak mengabulkan do’a-do’a kalian.” (HR. Ahmad 3/18. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa sanadnya jayyid)


Boleh jadi Allah menunda mengabulkan do’a. Boleh jadi pula Allah mengganti keinginan kita dalam do’a dengan sesuatu yang Allah anggap lebih baik. Atau boleh jadi pula Allah akan mengganti dengan pahala di akhirat.
Jadi do’a tidaklah sia-sia.
Ingatlah wejangan yang amat menyejukkan hati dari cucu Nabi shalallahu ‘alaihi wa salam, Al Hasan bin ‘Ali radhiyallahu ‘anhuma berkata,
“Barangsiapa yang bersandar kepada baiknya pilihan Allah untuknya maka dia tidak akan mengangan-angankan sesuatu (selain keadaan yang Allah pilihkan untuknya). Inilah batasan (sikap) selalu ridha (menerima) semua ketentuan takdir dalam semua keadaan (yang Allah) berlakukan (bagi hamba- Nya)” (Lihat Siyaru A’laamin Nubalaa’ 3/262 dan Al Bidaayah wan Nihaayah 8/39)


Jadi, teruslah berdo’a pada Allah Subhanahu Wa Ta'ala yang tidak mungkin menyia-nyiakan do’a hamba-Nya.
Pahamilah bahwa Allah Ta'ala benar-benar begitu dekat dengan orang yang berdo’a, sehingga tidak pantas seorang hamba putus asa dari janji Allah Yang Maha Mengabulkan setiap do’a.
Semoga bermanfaat.....!!