Sunday 10 January 2016

0 hahahahah judul tidak penting, lagi iseng2 nulis aja



Belajar bersikap dalam kehidupan melalui Sri Krishna dalam cerita sejarah Mahabharata. Saat terjadi perang saudara antara kubu Kurawa dan Pandawa.
Dalam bersikap, Sri Krishna bisa berteman dengan Kurawa pun Pandawa. Orang jahat pun diterima sebagai teman, orang baik pun diterima.
Bila terjadi masalah, Sri Krishna selalu berusaha mencari solusi untuk kebaikan semua. Untuk kerukunan semua. Beliau lebih mengutamakan cara 'ahimsa' atau tanpa kekerasan, cara damai, dialog bersama untuk mencapai kebaikan semua.
Tapi....
Saat cara damai tidak bisa menyelesaikannya, Sri Krishna pun tidak segan-segan menggunakan cara keras, perang.
Kenapa Sri Krishna terlihat berpihak pada Pandawa saat perang Bharatayuda?
Kubu Pandawa sama-sama memiliki keburukan seperti kubu Kurawa, TAPI Pandawa berusaha memenuhi kepentingan bersama, kepentingan orang banyak, kepentingan rakyat.
Beda dengan Kurawa yang hanya mementingkan diri mereka sendiri, mementingkan kelompoknya sendiri, mementingkan para pejabat, tidak peduli pada rakyat.
Sri Krishna akan selalu berpihak pada Kebajikan. Demi Kebaikan semua. Demi Dharma/Kebajikan, karena Dharma adalah penopang Alam Semesta.
Nah yang perlu jadi bahan renungan adalah apakah yang disebut Kebajikan dan apa pula yang disebut Kejahatan?
Maha Reshi Bhisma, manusia yang dianggap paling bijaksana saat itu, di saat Beliau sekarat, Beliau menjelaskan pada Pimpinan Pandawa yaitu Yudisthira tentang Kebajikan dan Kejahatan/Kebatilan, Dharma dan Adharma.
Pertama yang Beliau jelaskan adalah tentang Adharma/Kebatilan/Kejahatan.
Kejahatan adalah segala sesuatu yang memecah belah, merusak keharmonisan, merusak kedamaian.
Kebajikan adalah segala sesuatu yang menghilangkan Kejahatan.
Dua kalimat tersebut menjadi pondasi semua ajaran agama yang ada sejak 3000 SM, sejak era Mahabharata sampai sekarang. Hanya sayangnya mulai hilang karena 'ketidaktahuan' semakin merajalela. Menganggap bahwa semua kejadian adalah relatif.
Itu pula yang menjadi landasan saya bersikap. Saya bisa berteman dengan siapapun. Tapi dalam kondisi tertentu saya juga bisa memilah dan memilih.
Karena hidup adalah pilihan. Ada hitam ada putih, bila pun ada area abu-abu atau netral itu hanyalah mitos.
Bila ada area abu-abu atau netral pun maka area itu hanya akan menjadi korban dominasi antara Hitam dan Putih, antara Kejahatan dan Kebajikan, antara Adharma dan Dharma.
Begitulah permainan dunia adanya.

0 comments:

Post a Comment