Sunday 1 June 2014

0 jangan terlena sama dunia



Dunia memang menyenangkan dan seringkali melenakan. Ibarat orang menyelam dilautan yang dalam untuk mencari mutiara,dengan dilengkapi oksigen serta alat menyelam lengkap lainnya.Mulailah ia menyelam,bagi orang yang sadar bahwa tujuannya adalah mencari kerang mutiara,ia akan memperhitungkan betul berapa lama ia harus menyelam dan apa saja yang akan dilakukan karena tabung oksigennya terbatas waktunya.Ia akan dengan sangat hati-hati dan penuh perhitungan menunaikan tugasnya sebaik mungkin dan akan kembali ke permukaan sebelum oksigennya habis.Dengan apa yang sudah dilakukannya ia akan sangat berharap bahwa mutiara yang ia dapatkan akan berguna untuk kehidupannya.Namun,adakalanya orang yang berniat sama untuk mencari kerang mutiara didasar lautan,karena ketidaksadarannya lupa dan terlena akan keindahan pemandangan bawah laut yang begitu indah dan menakjubkan,Karena senangnya akan hiburan didepan matanya itu sampai-sampai lupa bahwa alat penunjuk oksigennya sudah hampir habis,Akhirnya tanpa mendapatkan apa-apa naiklah ia ke permukaan,Dengan penuh sesal ia meratapi kebodohannya karena tidak ada yang ia dapatkan untuk memenuhi kehidupannya,Yaitu mutiara.

Begitu pula gambaran kehidupan manusia yang dibatasi waktu  yaitu umur.Umur ibarat oksigen para penyelam yang amat terbatas isinya,Sehingga apabila oksigen telah habis,mau tak mau ia harus segera naik ke permukaan.Umur yang diberikan Tuhan adalah kesempatan dan waktu tayang,yang tayangannya adalah kebebasan kita akan diisi dengan akting yang bagus atau tidak.Jika bagus maka sutradara senang dan jika buruk maka sutradara bisa jadi akan marah.Godaan dan isi dunia yang sangat menyenangkan dan melenakan ibarat keindahan pemandangan bawah laut yang begitu menyenangkan,Dan amal perbuatan manusia ibarat mutiara yang akan ditukarkan dengan sesuatu yang kita butuhkan untuk kehidupan selanjutnya,Bahkan mutiara bisa kita tukarkan dengan kesenangan yang kita inginkan.Surga atau neraka adalah ibarat akhir dari nilai pertukaran mutiara yang digunakan untuk kebutuhan,keperluan dan kesenangan hidup.Amal yang baik ibarat mutiara yang banyak,dan amal yang buruk ibarat tak memiliki mutiara sama sekali dan bahkan harus membayar sewa oksigen dan perlengkapan selam yang dia pakai.

Sayangnya jika orang yang menyelam tak mendapatkan apa-apa,ia bisa dengan sesuka hati kembali menyelam dengan tinggal mengisi oksigennya,Sedangkan umur jika sudah habis masa tayangnya maka tak akan pernah bisa diulang kembali.Sebelum masa tayang habis,maka belajarlah untuk fokus dan sadar akan mutiara yang ia cari,yaitu amal baik.



Semarang, 1 juni 2014
Mahindra Suryaning Praja